Temu Ide bekerjasama dengan Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBRSEKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, di Ranah Koto Tinggi, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat melalui Program Smart Fisheries Village (SFV)
Sejak 2023, Temu Ide menjadi mitra Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan - Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk Program Smart Fisheries Village (SFV). Program ini merupakan langkah penting dalam mengembangkan masyarakat dan mewujudkan transformasi digital di desa-desa perikanan Indonesia. Diluncurkan oleh Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, program ini, yang dimulai sejak 2019, bertujuan menciptakan desa perikanan yang cerdas, berkelanjutan, dan efisien melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Fokus program DSFV ini adalah Pendampingan Akses, Literasi, dan Pemanfaatan Teknologi. Sebelumnya telah dilakukan kegiatan diskusi kelompok terarah untuk mengetahui kebutuhan, permasalahan, dan potensi. Sementara, kegiatan kali ini fokus pada bimbingan teknis tentang inisiasi digitalisasi masyarakat. Meski demikian, tantangan seperti infrastruktur terbatas, sulitnya akses internet di beberapa desa perikanan, dan kurangnya pengetahuan serta keterampilan dalam mengadopsi teknologi menjadi hambatan yang perlu diatasi.
Program DSFV ini mendorong peningkatan pengetahuan dan kemampuan kelompok pegiat wisata dalam pengembangan aspek digitalisasi pada pariwisata, dengan detail sebagai berikut:
- 1. Meningkatkan kemampuan literasi digital masyarakat desa khususnya kelompok pegiat pariwisata .
- 2.Mengembangkan kegiatan pemanfaatan teknologi informasi.
- 3.Pendokumentasian/pencatatan usaha perikanan wisata yang dilakukan oleh kelompok masyarakat desa secara digital. .
Peningkatan Kapasitas bagi Kelompok Pegiat Pariwisata dan UMKM Lokal
Temu Ide memberikan pelatihan kepada masyarakat desa perikanan dan anggota organisasi terkait untuk meningkatkan keterampilan menggunakan teknologi digital dalam konteks pariwisata. Para peserta mendapat pengetahuan tentang konsep Community Based Tourism (CBT) dan Sapta Pesona, tata kelola kelembagaan kelompok pegiat pariwisata; serta public speaking dalam pariwisata. Ini mencakup pendampingan untuk meningkatkan literasi digital, pemanfaatan teknologi dalam pemasaran, serta pencatatan digital seluruh proses usaha wisata dari hulu ke hilir. Peserta juga mendapatkan pengetahuan tentang Pembentukan Branding Wisata Ranah Koto Tinggi yaitu dengan melakukan identifikasi nama, produk, dan destinasi wisata, serta menyusun kalender event pariwisata. Setelah tahapan kegiatan di atas, peserta juga mendapat pelatihan untuk promosi produk dan pariwisata melalui pelatihan digital marketing, yang fokus pada Pelatihan Penggunaan Media Sosial dan Pelatihan Teknik Dasar Fotografi.
Kegiatan utama program SFV meliputi:
- Pelatihan literasi digitalisasi pariwisata.
- Pendampingan kelompok pengelola dalam penggunaan teknologi digital.
- Pendampingan pengembangan branding wisata.
- Pendampingan penggunaan media sosial sebagai sarana promosi wisata.
- Pendampingan pembukuan manajemen usaha wisata secara digital.
- Pelatihan dan pendampingan pembuatan database kunjungan wisata.
Pendampingan Teknis Intensif
Kegiatan pendampingan ini terbagi menjadi dua tahapan, yaitu pendampingan penggunaan media sosial untuk promosi, serta pembukuan digital aktivitas pelaku usaha. Adapun pendampingan pemanfaatan media sosial meliputi pembuatan e-catalog product, pembuatan WhatsApp business dan Instagram business. Untuk menunjang content media sosial yang baik, peserta juga dibekali teknik pengambilan dokumentasi produk atau destinasi wisata melalui dasar-dasar teknik fotografi.
Seluruh peserta program mendapatkan pendampingan tentang pembukuan management usaha wisata secara digital, hingga pembuatan database kunjungan wisata. Pendampingan ini sebagai langkah praktik nyata dari bimbingan teknis yang sebelumnya terlaksana. Melalui kegiatan ini, nyatanya juga mampu meningkatkan fungsi koordinatif antar anggota pegiat wisata di Nagari Ranah Koto Tinggi.
Melalui proses pendampingan, Temu Ide juga mengubah paradigma membuat komunitas di desa atau nagari mampu mengoptimalkan digitalisasi sebagai media untuk melakukan promosi, branding dan mengembangan wisata di wilayahnya. Kegiatan pendampingan ini juga membuktikan bahwa proses digitalisasi dapat menghapuskan keterbatasan dalam pengembangan sektor ekonomi dan pariwisata.
Temu Ide melakukan evaluasi berkelanjutan terhadap Program Smart Fisheries Village (SFV) untuk mengukur kemajuan. Temu Ide juga mengembangkan dokumen pelaporan berbasis digital dengan action plan yang dapat ditindaklanjuti oleh para pemangku kepentingan, yaitu Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan dan penerima manfaat, sehingga prinsip keberlanjutan aktivitas program tetap terlaksana.